Stay in touch
Subscribe to our RSS!
Oh c'mon
Bookmark us!
Have a question?
Get an answer!

PEMBERSIH HATI MANUSIA

0 komentar
        “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menagis dan mereka bertambah khusyu’.” (Qs. Al-Israa’: 109) Semakin dekat manusia dengan Allah maka semakin mudah manusia meneteskan air matanya. Walau sering matanya sembab berlinang air, genangan air di kelopak matanya pun takkan pernah habis.

Ketika sesuatu terjadi di luar rencana, harapan, dan keinginan, barulah manusia mengingatNya. Sadar bahwa dirinya tak mampu berbuat apa-apa jika Allah sudah berkehendak. Saat itu, manusia biasanya menangis. Namun tak lama setelah ada harapan dan keinginan yang terwujud, ia tertawa dan lupa lagi kepada lagi kepada Sang pemberi harapan
Biasa manusia menangis, melelehkan air matanya tatkanya merasa dirinya hancur, tujuannya gagal, harapanya tak terkabul, cita dan cintanya berantakan, dan apabila apa yang sudah diupayakan sekuat tenaga seumur hidupnya menemui kebuntuan
Menangis adalah cara Dia untuk menunjukkan kekuasaan dan kemahabesaranNya. Air mata itu mungkin saja diciptakan untuk menyadarkan manusia agar senantiasa mengingat Allah. Titik-titik bening dari air mata itu bisa jadi adalah teguran Allah terhadap riak kenistaan yang kerap mewarnai kehidupan ini.
Seperti Allah menurunkan hujan dari langit mengairi bumi dari kekeringan. Seperti itu juga tangis manusia, akan membasahi kekeringan hati dan melelehkan kerak kegersangan agar senantiasa menghadirkan kembali wajah Allah yang mengairi setiap langkah selanjutnya.
Air mata itu merontokkan bongkah-bongkah keangkuhan dalam dada sehingga semakin menyadarkan bahwa Dia yang berhak berlaku sombong. Air mata itu akan melelehkan pandangan mata dari menganggap remeh orang lain dan semakin menjernihkan kaca mata untuk bisa melihat kemahabesaran dan kekuasaanNya.
Air mata itu akan membersihkan debu-debu pengingkaran yang menyesaki kelopak mata yang menjadikan sering kali lupa bersyukur atas setiap nikmatNya.
Yang baik.... air mata terus menetes, dengan itu hati makin basah dengan ketawaddu’an, qona’ah, juga cinta terhadap sesama. Air mata itu akan membasahi setiap relung hati dengan kesadaran bahwa dari pasti akan kembali kepadaNya. Tiada yang patut dibanggakan dari dirinya di hadapan sesama, apalagi di hadapanNya.
Bersyukur bila hari-hari penuh dengan air mata. Air mata ketakutan akan azab Allah yang sangat pedih. Air mata yang tak berhenti saat semakin mendekatkan diri dalam doa, lafadz-lafadz dzikrullah, dan dalam keheninga malam bersamaNya.
Air mata ini dapat membuat tersenyum di yaumil akhir kelak. Wallahu ‘alam bisshowab.

0 komentar: